Selasa, 06 April 2010

Manfaat Dongeng pada Psikologi Anak

Pada zaman serba canggih seperti sekarang, kegiatan mendongeng di mata anak-anak tidak populer lagi. Sejak bangun hingga menjelang tidur, mereka dihadapkan pada televisi yang menyajikan beragam acara, mulai dari film kartun, kuis, hingga sinetron yang acapkali bukan tontonan yang pas untuk anak. Kalaupun mereka bosan dengan acara yang disajikan, mereka dapat pindah pada permainan lain seperti videogame.
KENDATI demikian, kegiatan mendongeng sebetulnya bisa memikat dan mendatangkan banyak manfaat, bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga orang tua yang mendongeng untuk anaknya. Kegiatan ini dapat mempererat ikatan dan komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak. Para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat digali dari kegiatan mendongeng ini.
Pertama, anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Hal yang belum tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton dari televisi. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut. Lama-kelamaan anak dapat melatih kreativitas dengan cara ini.
Kedua, cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras, maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari seprti pentingnya makan sayur dan menggosok gigi. Anak juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai nilai tersebut karena Kak Agam di sini tidak bersikap memerintah atau menggurui, sebaliknya para tokoh cerita dalam dongeng tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh atau teladan bagi anak.
Ketiga, dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat baca anak. Setelah tertarik pada berbagai dongeng yang diceritakan Kak Agam, anak diharapkan mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku. Diawali dengan buku-buku dongeng yang kerap didengarnya, kemudian meluas pada buku-buku lain seperti buku pengetahuan, sains, agama, dan sebagainya.
Tidak ada batasan usia yang ketat mengenai kapan sebaiknya anak dapat mulai diberi dongeng oleh Kak agam. Untuk anak-anak usia prasekolah, dongeng dapat membantu mengembangkan kosa kata. Hanya saja cerita yang dipilihkan tentu saja yang sederhana dan kerap ditemui anak sehari-hari. Misalnya dongeng-dongeng tentang binatang. Sedangkan untuk anak-anak usia sekolah dasar dapat dipilihkan cerita yang mengandung teladan, nilai dan pesan moral serta problem solving. Harapannya nilai dan pesan tersebut kemudian dapat diterapkan anak dalam kehidupan sehari-hari.
Keberhasilan suatu dongeng tidak saja ditentukan oleh daya rangsang imajinatifnya, tapi juga kesadaran dan kemampuan pendongeng untuk menyajikannya secara menarik. Untuk itu Kak Agam dapat menggunakan berbagai alat bantu seperti boneka atau berbagai buku cerita sebagai sumber yang dapat dibaca oleh orang tua sebelum mendongeng.
Manfaat Dongeng untuk anak :
1. Mengasah daya pikir dan imajinasi
2. Menanamkan berbagi nilai dan etika
3. Menumbuhkan minat baca

kutipan dari:http://episentrum.com/artikel/manfaat-dan-kekuatan-dongeng-pada-psikologi-anak/

Merangsang Kreativitas Prasekolah

Sesungguhnya, setiap anak terlahir sebagai sosok yang memiliki kreativitas. Akan tetapi jangan salah, potensi kreatif tidak terberikan begitu saja, melainkan perlu pengembangan, hingga membuahkan sesuatu. Nah, dalam hal ini, peran orang tua begitu dominan, bagaimana anak dapat mengembangkan potensi kreatifnya?
Menurut Prof. Dr. Sukarni Catur Utami Munandar, Dipl-Psych., anak berumur 3-5 tahun, memerlukan pengasuhan dan bimbingan yang baik agar muatan kreativitasnya dapat diberdayakan secara optimal. Pada skala umur ini, anak mudah menyerap segala informasi yang ada di sekitarnya.
Sistem belajar sambil bermain merupakan cara terbaik yang dapat diberikan kepada anak usia 3-5 tahun. Tentu saja harus disesuaikan dengan perkembangan dan kemampuan masing-masing anak. Inilah beberapa pokok yang bisa dijadikan pembelajaran bagi mereka:
* Belajar mengembangkan dan mengasah keterampilan fisik yang diperlukan untuk melakukan berbagai permainan.
* Belajar menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan lingkungannya.
* Belajar mengembangkan berbagai keterampilan dasar, termasuk “membaca”, “menulis” dan “menghitung”.

Kutipan dari: http://episentrum.com/artikel/merangsang-kreativitas-prasekolah/

Bagaimana cara merangsang kecerdasan multipel ?

Untuk merangsang kecerdasan berbahasa verbal ajaklah bercakap-cakap, bacakan cerita berulang-ulang, rangsang untuk berbicara dan bercerita, menyanyikan lagu anak-anak dll.
Latih kecerdasan logika-matematik dengan mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, bermain angka, halma, congklak, sempoa, catur, kartu, teka-teki, puzzle, monopoli, permainan komputer dll.
Kembangkan kecerdasan visual-spatial dengan mengamati gambar, foto, merangkai dan membongkar lego, menggunting, melipat, menggambar, halma, puzzle, rumah-rumahan, permainan komputer dll.
Melatih kecerdasan gerak tubuh dengan berdiri satu kaki, jongkok, membungkuk, berjalan di atas satu garis, berlari, melompat, melempar, menangkap, latihan senam, menari, olahraga permainan dll.
Merangsang kecerdasan musikal dengan mendengarkan musik, bernyanyi, memainkan alat musik, mengikuti irama dan nada.
Melatih kecerdasan emosi inter-personal dengan bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan lebih muda, saling berbagi kue, mengalah, meminjamkan mainan, bekerjasama membuat sesuatu, permainan mengendalikan diri, mengenal berbagai suku, bangsa, budaya, agama melalui buku, TV dll.
Melatih kecerdasan emosi intra-personal dengan menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman, berkhayal, mengarang ceritera dll.
Merangsang kecerdasan naturalis dengan menanam biji hingga tumbuh, memelihara tanaman dalam pot, memelihara binatang, berkebun, wisata di hutan, gunung, sungai, pantai, mengamati langit, awan, bulan, bintang dll.
Bila anak mempunyai potensi bawaan berbagai kecerdasan dan dirangsang terus menerus sejak kecil dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi maka anak kita akan mempunyai kecerdasan yang multipel.

Kutipan dari: http://gifted-disinkroni.blogspot.com/2007/04/tinggalkan-teori-keberbakatan-renzulli.html

Bagaimana cara merangsang kecerdasan multipel ?

Untuk merangsang kecerdasan berbahasa verbal ajaklah bercakap-cakap, bacakan cerita berulang-ulang, rangsang untuk berbicara dan bercerita, menyanyikan lagu anak-anak dll.
Latih kecerdasan logika-matematik dengan mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, bermain angka, halma, congklak, sempoa, catur, kartu, teka-teki, puzzle, monopoli, permainan komputer dll.
Kembangkan kecerdasan visual-spatial dengan mengamati gambar, foto, merangkai dan membongkar lego, menggunting, melipat, menggambar, halma, puzzle, rumah-rumahan, permainan komputer dll.
Melatih kecerdasan gerak tubuh dengan berdiri satu kaki, jongkok, membungkuk, berjalan di atas satu garis, berlari, melompat, melempar, menangkap, latihan senam, menari, olahraga permainan dll.
Merangsang kecerdasan musikal dengan mendengarkan musik, bernyanyi, memainkan alat musik, mengikuti irama dan nada.
Melatih kecerdasan emosi inter-personal dengan bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan lebih muda, saling berbagi kue, mengalah, meminjamkan mainan, bekerjasama membuat sesuatu, permainan mengendalikan diri, mengenal berbagai suku, bangsa, budaya, agama melalui buku, TV dll.
Melatih kecerdasan emosi intra-personal dengan menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman, berkhayal, mengarang ceritera dll.
Merangsang kecerdasan naturalis dengan menanam biji hingga tumbuh, memelihara tanaman dalam pot, memelihara binatang, berkebun, wisata di hutan, gunung, sungai, pantai, mengamati langit, awan, bulan, bintang dll.
Bila anak mempunyai potensi bawaan berbagai kecerdasan dan dirangsang terus menerus sejak kecil dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi maka anak kita akan mempunyai kecerdasan yang multipel.

Kutipan dari: http://gifted-disinkroni.blogspot.com/2007/04/tinggalkan-teori-keberbakatan-renzulli.html

Cara melakukan stimulasi dini

sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi/balita. misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, menjelang tidur.
Stimulasi untuk bayi 0 – 3 bulan dengan cara : mengusahakan rasa nyaman, aman dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih), benda-benda berbunyi, mengulingkan bayi kekanan-kekiri, tengkurap-telentang, dirangsang untuk meraih dan memegang mainan
Umur 3 – 6 bulan ditambah dengan bermain ‘cilukba’, melihat wajah bayi dan pengasuh di cermin, dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak-balik, duduk.
Umur 6 – 9 bulan ditambah dengan memanggil namanya, mengajak bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk, dilatih berdiri berpegangan.
Umur 9 – 12 bulan ditambah dengan mengulang-ulang menyebutkan mama-papa, kakak, memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, menggelindingkan bola, dilatih berdiri, berjalan dengan berpegangan.
Umur 12 – 18 bulan ditambah dengan latihan mencoret-coret menggunakan pensil warna, menyusun kubus, balok-balok, potongan gambar sederhana (puzzle) memasukkan dan mengeluarkan benda-benda kecil dari wadahnya, bermain dengan boneka, sendok, piring, gelas, teko, sapu, lap. Latihlah berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga, menendang bola, melepas celana, mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana (mana bola, pegang ini, masukan itu, ambil itu), menyebutkan nama atau menunjukkan benda-benda.
Umur 18 – 24 bulan ditambah dengan menanyakan, menyebutkan dan menunjukkan bagian-bagian tubuh (mana mata ? hidung?, telinga?, mulut ? dll), menanyakan gambar atau menyebutkan nama binatang & benda-benda di sekitar rumah, mengajak bicara tentang kegiatan sehari-hari (makan, minum mandi, main, minta dll), latihan menggambar garis-garis, mencuci tangan, memakai celana – baju, bermain melempar bola, melompat.
Umur 2 – 3 tahun ditambah dengan mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah, banyak-sedikit dll), menyebutkan nama-nama teman, menghitung benda-benda, memakai baju, menyikat gigi, bermain kartu, boneka, masak-masakan, menggambar garis, lingkaran, manusia, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil / besar di toilet.
Setelah umur 3 tahun selain mengembangkan kemampuan-kemampuan umur sebelumnya, stimulasi juga di arahkan untuk kesiapan bersekolah antara lain : memegang pensil dengan baik, menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah sederhana (buang air kecil / besar di toilet), dan kemandirian (ditinggalkan di sekolah), berbagi dengan teman dll. Perangsangan dapat dilakukan di rumah (oleh pengasuh dan keluarga) namun dapat pula di Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak atau sejenisnya.
Pentingnya suasana ketika stimulasi
Stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan bayi-balita, setiap hari, terus menerus, bervariasi, disesuaikan dengan umur perkembangan kemampuannya, dilakukan oleh keluarga (terutama ibu atau pengganti ibu).
Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh dan bayi/balitanya. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-terburu, memaksakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi/balita, atau bayi-balita sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari pengasuh justru memberikan rangsang emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh adalah merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru atau justru menimbulkan ketakutan bayi-balita.
Pentingnya pola pengasuhan yang demokratik (otoritatif)
Oleh karena itu interaksi antara pengasuh dan bayi atau balita harus dilakukan dalam suasana pola asuh yang demokratik (otoritatif). Yaitu pengasuh harus peka terhadap isyarat-isyarat bayi, artinya memperhatikan minat, keinginan atau pendapat anak, tidak memaksakan kehendak pengasuh, penuh kasih sayang, dan kegembiraan, menciptakan rasa aman dan nyaman, memberi contoh tanpa memaksa, mendorong keberanian untuk mencoba berkreasi, memberikan penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku yang baik, memberikan koreksi bukan ancaman atau hukuman bila anak tidak dapat melakukan sesuatu atau ketika melakukan kesalahan.
Mengapa stimulasi dini bisa merangsang kecerdasan multipel ?
Sel-sel otak janin dibentuk sejak 3 – 4 bulan di dalam kandungan ibu, kemudian setelah lahir sampai umur 3 – 4 tahun jumlahnya bertambah dengan cepat mencapai milyaran sel, tetapi belum ada hubungan antar sel-sel tersebut. Mulai kehamilan 6 bulan, dibentuklah hubungan antar sel, sehingga membentuk rangkaian fungsi-fungsi. Kualitas dan kompleksitas rangkaian hubungan antar sel-sel otak ditentukan oleh stimulasi (rangsangan) yang dilakukan oleh lingkungan kepada bayi-balita tersebut.
Semakin bervariasi rangsangan yang diterima bayi-balita maka semakin kompleks hubungan antar sel-sel otak. Semakin sering dan teratur rangsangan yang diterima, maka semakin kuat maka hubungan antar sel-sel otak tersebut. Semakin kompleks dan kuat hubungan antar sel-sel otak, maka semakin tinggi dan bervariasi kecerdasan anak di kemudian hari, bila dikembangkan terus menerus, sehingga anak akan mempunyai banyak variasi kecerdasan (multiple inteligensia).

Kutipan dari: http://gifted-disinkroni.blogspot.com/2007/04/tinggalkan-teori-keberbakatan-renzulli.html

Stimulasi Dini untuk Mengembangkan Kecerdasan Jamak dan Kreativitas Anak

Apa yang dimaksud dengan kecerdasan multipel ?
Kecerdasan multipel (multiple inteligensia) adalah berbagai jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan pada anak, antara lain verbal-linguistic (kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, presentasi, pidato, diskusi, tulisan), logical–mathematical (kemampuan menggunakan logika-matematik dalam memecahkan berbagai masalah), visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic (ketrampilan gerak, menari, olahraga), musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada, melodi, irama), intrapersonal (kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist (kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan).
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kualitas kecerdasan ?
Kecerdasan multipel dipengaruhi 2 faktor utama yang saling terkait yaitu faktor keturunan (bawaan, genetik) dan faktor lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan jika mempunyai faktor keturunan dan dirangsang oleh lingkungan terus menerus.
Orangtua yang cerdas anaknya cenderung akan cerdas pula jika faktor lingkungan mendukung pengembangan kecerdasaannnya sejak didalam kandungan, masa bayi dan balita. Walaupun kedua orangtuanya cerdas tetapi jika lingkungannya tidak menyediakan kebutuhan pokok untuk pengembangan kecerdasannya, maka potensi kecerdasan anak tidak akan berkembang optimal. Sedangkan orangtua yang kebetulan tidak berkesempatan mengikuti pendidikan tinggi (belum tentu mereka tidak cerdas, mungkin karena tidak ada kesempatan atau hambatan ekonomi) anaknya bisa cerdas jika dicukupi kebutuhan untuk pengembangan kecerdasan sejak di dalam kandungan sampai usia sekolah dan remaja.
Apa kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan ?
Tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan antara lain adalah kebutuhan FISIK-BIOLOGIS (terutama untuk pertumbuhan otak, sistem sensorik dan motorik), EMOSI-KASIH SAYANG (mempengaruhi kecerdasan emosi, inter dan intrapersonal) dan STIMULASI DINI (merangsang kecerdasan-kecerdasan lain).
Kebutuhan FISIK-BIOLOGIS terutama gizi yang baik sejak di dalam kandungan sampai remaja terutama untuk perkembangan otak, pencegahan dan pengobatan penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan, dan ketrampilan fisik untukmelakukanaktivitassehari-hari.
Kebutuhan EMOSI-KASIH SAYANG : terutama dengan melindungi, menimbulkan rasa aman dan nyaman, memperhatikan dan menghargai anak, tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan tetapi lebih banyak memberikan contoh-contoh dengan penuh kasih sayang. Kebutuhan STIMULASI meliputi rangsangan yang terus menerus dengan berbagai cara untuk merangsang semua system sensorik dan motorik.
Ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberikan secara bersamaan sejak janin didalam kandungan karena akan saling berpengaruh. Bila kebutuhan biofisik tidak tercukupi, gizinya kurang, sering sakit, maka perkembangan otaknya tidak optimal. Bila kebutuhan emosi dan kasih sayang tidak tercukupi maka kecerdasan inter dan antar personal juga rendah. Bila stimulasi dalam interaksi sehari-hari kurang bervariasi maka perkembangan kecerdasan juga kurang bervariasi.

Kutipan dari: http://gifted-disinkroni.blogspot.com/2007/04/tinggalkan-teori-keberbakatan-renzulli.html

Perilaku Buruk Anak dan Kiat Mengatasinya

Pada umumnya, empat bulan pertama kehadiran seorang anak merupakan masa manis penuh madu bagi orangtua. Mulai bulan kelima dan seterusnya banyak orangtua yang mulai menghadapi masalah dengan buah hatinya. Mereka mulai mengeluh mengenai anaknya yang sulit makan, kebiasaan tidur jauh malam atau terbangun tengah malam. Mereka pun mulai melihat tanda-tanda bahwa si kecil amat lekat dan menangis bila ditinggal meski hanya sekejap.
Pada tahun kedua ada anak yang tampak sangat pemalu, perlu waktu lama untuk dapat bersikap wajar dalam lingkungan baru, terlihat takut atau tak mau berkenalan dengan orang lain. Perkembangan kemampuan berbahasa pada anak usia ini pun tampak pesat. Kosa katanya cukup banyak. Anak juga makin terdorong menjelajahi lingkungannya dan mobilitas anak seringkali meninggalkan masalah untuk orangtua.
Memasuki tahun ketiga, si kecil mulai banyak aktivitas fisiknya. Ia mulai terampil melakukan berbagai hal sendiri serta mulai mampu menunjukkan independensinya. Seakan, ia sudah memiliki kemampuan sendiri, mau mencoba berbagai hal sendiri, dan seringkali enggan diberi petunjuk. Kadangkala, dalam interaksi sosial dengan orang lain anak menunjukkan tingkah laku yang mengkhawatirkan. Ia seakan berubah dari anak manis menjadi anak yang suka menentang, tidak mau menurut, tidak mau berbagi, sulit diberitahu dan suka memaksakan kehendak. Mau menang sendiri, suka ngambek, mengamuk atau pun bertindak agresif. Banyak pula orangtua yang kewalahan menghadapi si tiga tahunnya terlalu banyak bertanya, banyak bergerak tak kenal lelah dan sering bersikeras mengenai banyak hal.
Bila semua tingkah laku anak di usia dini dapat ditanggapi orangtua dengan tepat, maka tahun-tahun selanjutnya akan menjadi tahun-tahun yang relatif tenang. Usia empat lima tahunan anak sudah cukup mampu melakukan banyak hal tanpa bantuan orangtua. Masalah yang dihadapi orangtua pun biasanya berkaitan dengan kegiatan baru bagi anak yaitu bersekolah. Keberhasilan anak bersekolah tergantung pada keterampilan sosial dan emosinya.
Keterampilan sosial dan emosi berperan penting dalam pergaulan, dan dapat berkembang melalui berbagai kegiatan yang memberi kesempatan anak berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa lain selain orangtunya. Di usia pra sekolah biasanya orangtua dan para guru mendapat masalah yang berkaitan dengan perkembangan sosio-emosional anak. Anak yang pemalu, mudah tersinggung, tidak pandai berteman, perlu ditemani terus, menuntut untuk selalu diperhatikan atau diutamakan, suka memukul teman, agresif, tidak mau bersekolah, hampir selalu dijumpai di Taman Kanak-kanak manapun.
Begitupula di lingkungan rumah, cukup banyak orangtua yang mengeluhkan perilaku pra sekolahnya karena masih suka ngompol, tidak berani tidur sendiri, galak, suka bertengkar dengan kakak/adiknya, bossy, selalu minta dilayani, dsb.
Gejala tingkah laku yang tidak diinginkan tersebut merupakan hal yang wajar dalam perkembangan, karena semua anak tengah berada dalam proses belajar hidup sebagai makhluk sosial. Namun demikian, orangtua perlu waspada dan melakukan tindakan dini agar tingkah laku negatif anak tidak terlanjur menetap melampaui kewajaran ditinjau dari usia anak.
Sebelum melakukan suatu tindakan terhadap tingkahlaku anak, orangtua perlu lebih memahami situasi yang dihadapi anak. Tingkah laku umumnya tidak akan muncul tanpa sebab atau pemicu. Tingkahlaku dapat merupakan aksi dapat pula merupakan reaksi terhadap suatu hal di sekitar anak.
Karena itu orangtua pun perlu mencermati situasi ketika anak menunjukkan tingkahlaku buruk. Apapun tindakan yang dilakukan dalam pengasuhan dan pendisiplinan, hendaknya didasarkan pada konsep the best interest of the child, bukan untuk orangtua. Kita perlu senantiasa mengingat bahwa tujuan kita membesarkan, mengasuh atau mendisplinkan anak adalah untuk membantu anak belajar hidup sebagai makhluk sosial dan agar anak dapat mengembangkan dirinya sebaik mungkin.
Melalui praktik pengasuhan, orangtua diharapkan dapat mengembangkan anak menjadi makhluk sosial yang mampu menata diri, mengendalikan diri, dan mengarahkan dirinya sendiri tanpa banyak campur tangan oranglain. Tugas yang tidak mudah, memang. Mengingat kebanyakan orangtua melakukan praktik pengasuhan sambil belajar. Salah satu sumber belajar yang dapat dipakai orangtua adalah buku-buku yang berisi panduan mengasuh anak yang praktis, tidak terlalu teoritis, mudah dicerna dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Praktik pengasuhan akan lebih berhasil baik apabila orangtua mengenal anaknya. Sendiri melalui pengamatn dan interaksi sehari-hari. Selain itu, pengalaman menunjukkan bahwa praktik pengasuhan atau pendisiplinan hanya akan berhasil baik apabila dilandasi sikap positif orangtua. Sika positif yang dimaksudkan bahwa dalam proses mendidik anak, orangtua senantiasa menghargai anak, memahami dan menerima anak apa danya, serta memberi dukungan ketika anak membutuhkan Dengan landasan sikap tersebut, orangtua akan memandang anak sebagai sesama manusia yang sedang belajar, bukan sebagai kendala atau kesulitan.
Sikap negatif dan menghukum hanya akan melukai harga diri anak, menumbuhkan kecemasan, ketakutan, rasa bersalah dan rasa tidak percaya diri. Dalam jangka panjang praktik pengasuhan ini akan berdampak negatif bagi kesejahteraan psikologis anak. Mungkin perlu kita simak kata orang bijak, bahwa dari disiplin yang diterapkan melalui kasih sayang akan melahirkan kearifan. Dan Indonesia memerlukan lebih banyak orang arif. Mudah-mudahan buah hati Anda menjadi salah satu di antaranya.

kutipan dari:http://keluargasehat.wordpress.com/category/perilaku-bayi-dan-anak/

macam-macam emosi

• Takut: Emosi ini cenderung atau sering disebabkan oleh situasi sosial tertentu, biasanya kondisi ketakutan pada suatu obyek yang nyata. Misalnya, takut berada di tempat yang gelap atau sepi.
• Khawatir: Khawatir ini merupakan bentuk ketakutan, tetapi lebih bersifat imajiner atau khayalan. Dalam pikiran dan keyakinan kita diyakini konkret keberadaannya. Kekhawatiran muncul kalau intensitas ketakutan meningkat. Misalnya, khawatir kalau kita tidak berhasil melakukan sesuatu atau tidak lulus ujian.
• Marah: Marah bersifat sosial dan biasanya terjadi jika mendapat perlakukan tidak adil atau tidak menyenangkan dalam interaksi sosial. Marah membuat kita menjadi tertekan. Saat kita marah denyut jantung kita bertambah cepat dan tekanan darah naik. Napas pun tersengal dan pendek, otot menegang.
• Sebal: Sebal terjadi kalau kita merasa terganggu, tetapi tidak sampai menimbulkan kemarahan dan cenderung tidak menimbulkan tekanan bagi kita. Sebal akan muncul berkaitan dengan hubungan antarpribadi, misalnya kita sebal melihat tingkah teman atau si pacar yang enggak perhatian.
• Frustrasi: Frustrasi merupakan keadaan saat individu mengalami hambatan-hambatan dalam pemenuhan kebutuhannnya, terutama bila hambatan tersebut muncul dari dirinya sendiri. Konsekuensi frustrasi dapat menimbulkan perasaan rendah diri. Kita dianggap mampu memberikan respons positif terhadap rasa frustrasi kalau mampu memahami sumber-sumber frustrasi dengan logis. Namun, reaksi yang negatif juga dapat muncul dalam bentuk agresi fisik dan verbal, pengalihan kemarahan pada obyek lain serta penghindaran terhadap sumber persoalan atau realitas hidupnya.
• Cemburu: Cemburu adalah suatu keadaan ketakutan yang diliputi kemarahan. Perasaan ini muncul didasarkan perasaan tidak aman dan takut status atau posisi kita yang sangat berarti bagi diri kita akan digantikan oleh orang lain. Yang paling sering kita alami adalah cemburu kalau melihat cowok atau cewek kita dekat sama orang lain atau sahabat kita mulai dekat dengan teman lain.
• Iri Hati: Emosi ini ditunjukkan pada orang tertentu atau benda yang dimiliki orang lain. Hal ini bisa menjadi hal yang berat bagi kita karena berkaitan dengan materi yang juga menunjukkan status sosial. Misalnya, kita iri karena melihat si A lebih cantik, kaya, populer daripada kita.
• Dukacita: Dukacita merupakan perasaan galau atau depresi yang tidak terlalu berat, tetapi mengganggu individu. Keadaan ini terjadi bila kehilangan sesuatu atau seseorang yang sangat berarti buat kita. Kalau dialami dalam waktu yang panjang dan berlebihan akan menyebabkan kerusakan fisik dan psikis yang cukup serius hingga depresi.
• Afeksi atau Sayang: Afeksi adalah keadaan emosi yang menyenangkan dan obyeknya lebih luas, memiliki intensitas yang tidak terlalau kuat (tidak sekuat cinta), dan berkaitan dengan rasa ingin dimiliki dan dicintai.
• Bahagia: Perasaan ini dihayati secara berbeda-beda oleh setiap individu. Bahagia muncul karena remaja mampu menyesuaikan diri dengan baik pada suatu situasi, sukses dan memperoleh keberhasilan yang lebih baik dari orang lain atau berasal dari terlepasnya energi emosional dari situasi yang menimbulkan kegelisahan dirinya.

kutipan dari:
http://chetlez.ngeblogs.com/category/pengemb-kreatifitas-keberbakatan/

kiat-kiat menjadi kreatif

Kreativitas bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau. Menurut Colin Rose & Malcolm J. Nichol (2002: 275) dalam bukunya Accelerated Learning, “ Menjadi kreatif tidak hanya berpangku tangan menunggu kilatan ilham. Kreativitas menuntut banyak usaha keras dan mensyaratkan persiapan matang.” Terlebih sekarang banyak sekali orang yang menulis cara-cara untuk menjadi kreatif, baik dalam bentuk literature, permainnan, peta pemikiran, dll. Oleh karena itu, pengembangan kreativitas dilakukan sejak usia dini, tinjauan dan penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya serta cara-cara yang dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkannya menjadi sangat penting. Beberapa alasan mengapa kreativitas perlu dipupuk sejak dini:
1. Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengkatualisasikan) dirinya, dan perwujudan/ aktualitas diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow,1967). Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
2. Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford,1967)
3. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
4. Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

kutipan dari:http://theresialala.ngeblogs.com/2010/02/25/definisi-konsepsional-dan-operasional-kreatifitas/

Sidik Jari Si Penguak Bakat

Sidik jari ternyata tak hanya berguna untuk mengidentifikasi seseorang, tetapi juga bisa untuk mengetahui bakat terpendam. Ingin tahu cara kerjanya, yuk kita simak bersama!
Kelebihan yang dimiliki seseorang pada suatu bidang, atau disebut bakat, memang tak mudah untuk ditemukan. Menurut Dr. Reni Akbar Hawadi, Psi., kepala Pusat Keterbakatan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, untuk menjadi orang berbakat tak hanya sekadar mewarisi bakat secara herediter dari garis keturunan.
Namun, untuk menjadikan bakat tadi teraktualisasi, perlu adanya intervensi lingkungan atau pengasahan atas kapasitas bakat tadi. Nah, jika belum tahu bakat apa yang terpendam dalam jiwa anak, bagaimana bisa mengasah bakatnya agar menjadi kemampuan khusus?
Untuk itu, orangtua perlu menstimulasi dan mengetesnya untuk mengetahui potensi bakat anak. Antara lain dengan memaksimalkan seluruh modalitas sang anak, misalnya dari pendengaran, penglihatan, pencecapan, perabaan, dan sebagainya sejak anak berusia 6 bulan.
Bila perlu, lakukan penelusuran bakat anak dengan metoda tes dan non tes (wawancara dan observasi). Salah satu yang ditawarkan dari metoda penelusuran bakat dengan tes adalah dengan finger print test. Metoda penelusuran bakat ini memanfaatkan pola sidik jari yang dicetak melalui sensor sidik jari.
Kini metoda yang juga dipraktekkan di dPi Consulting ini tak hanya membantu anak-anak menemukan bakatnya, juga membantu mengarahkan anak berkebutuhan khusus untuk mengasah kemampuan khusus dalam dirinya.
Sidik Jari VS Kapasitas Otak
Bagaimana sidik jari bisa menggambarkan kemampuan terpendam seseorang? Ayu S. Sadewo konsultan dan psikolog dari PT. Duta Pelita Insani (dPi) Consulting yang mempraktekkan finger print test mengatakan, sebenarnya ini bukanlah hal yang aneh.
"Yang penting diketahui, finger print test bukanlah ilmu tebak-tebakan atau sulap karena ada dasar teori dan penelitian yang mendasari dilakukannya analisa sidik jari, untuk menggambarkan kemampuan seseorang," terang Ayu.
Finger print test sebenarnya sudah mulai diteliti sejak beberapa ratus tahun lalu. Pada tahun 1823, John E. Purkinje merumuskan tiga pola utama (busur, pusaran, dan lengkung) dan 9 pola dasar sidik jari, berdasarkan penelitian yang dilakukannya.
Konon, sidik jari yang terbentuk ketika manusia masih berusia 13 minggu di dalam kandungan, berkaitan erat dengan kode genetik yang diwarisi dari orangtua. Kode genetik ini lalu berkombinasi menjadi sesuatu yang unik, dan menjadikannya tak sama satu dengan yang lain.
Sehingga tak heran, keunikan ini juga dijadikan alat identifikasi seseorang melalui sidik jari. Oleh karena erat kaitannya dengan identifikasi genetik, yang juga mempengaruhi pembentukan komposisi tubuh lainnya, pola jari ini lalu dikaitkan dengan komposisi otak.
Tentu saja pembentukan komposisi otak juga dipengaruhi kode genetik. Melalui sejumlah penelitian lalu dirumuskan jumlah alur-alur, pola dasar sidik jari, dan bilah tangan seseorang yang menggambarkan kemampuan yang dimilikinya.
Berbeda Kiri & Kanan
Lalu, bagaimana sidik jari menggambarkan bakat anak secara akurat? Berdasarkan TNGF (total nerve growth factor), dari pola sidik jari dan telapak tangan dapat dilakukan penghitungan mulai jumlah alur, pola sidik jari, hingga sudut pola segitiga telapak tangan (ATD) yang menggambarkan kemampuan belajar sel dan belahan otak.
Berdasarkan TNGF ini jugalah dapat dirumuskan dominasi kemampuan otak kiri dan kanan. Menurut teori, telapak tangan kiri menggambarkan kemampuan otak belahan kanan. Begitu pula sebaliknya, telapak tangan kanan menggambarkan kemampuan otak belahan kiri.
Seberapa banyak nilai yang didapat dari penghitungan sudut pola segitiga telapak tangan akan menggambarkan dominasi belahan otak mana yang lebih banyak berperan dalam diri seseorang.
Sebagaimana diketahui, belahan otak kanan lebih banyak bertanggung jawab pada kemampuan pengelolaan emosional. Pada bagian ini kemampuan intuisi juga ditentukan. Sehingga proses kreatif, selera (seni), nalar, berpikir secara abstrak, berpikir menyeluruh, dan sejenisnya sangat mempengaruhi kemampuan.
Tak heran jika orang yang didominasi otak kanan lebih berbakat dalam bidang seni musik, kreatif visual, seni rupa, dan sosial. Sedangkan orang yang didominasi belahan otak kiri lebih banyak mempengaruhi kemampuan logika, matematika, koordinasi tubuh, ingatan, hingga identifikasi terhadap warna, bahasa, dan pengamatan.
Orang dengan dominasi otak kiri lebih berbakat di bidang pengetahuan, kemampuan bahasa (penguasaan bahasa asing), berhitung, juga olahraga.
Dengan ditemukannya dominasi belahan otak kanan-kiri ini, lalu dihitung potensi yang lebih menonjol berdasarkan sidik jari. Sehingga ditemukan bakat yang lebih dominan. Dan analisa yang dibuat akan lebih spesifik pada bakat tertentu yang dimiliki.

kutipan dari:
http://default.tabloidnova.com/article.php?name=/sidik-jari-si-penguak-bakat&channel=keluarga%2Fanak

MANAJEMEN PESERTA DIDIK dalam MENGHADAPI KREATIFITAS ANAK

Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses belajar-mengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan relevan dengan pembangunan. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen pendidikan yang dapat memobilisasi segala sumber daya pendidikan. Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya. Fakta-fakta dilapangan ditemukan sistem pengelolaan anak didik masih menggunakan cara-cara konvensional dan lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik. Padahal Kreativitas disamping bermanfaat untuk pengembangan diri anak didik juga merupakan kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia. Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan meguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubahnya dan mengujinya lagi sampai pada akhirnya menyampaikan hasilnya. Dengan adanya kreativitas yang diimplementasiakan dalam sistem pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan dapat menemukan ide-ide yang berbeda dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga ide-ide kaya yang progresif dan divergen pada nantinya dapat bersaing dalam kompetisi global yang selalu berubah.

Perkembangan anak didik yang baik adalah perubahan kualitas yang seimbang baik fisik maupun mental. Tidak ada satu aspek perkembangan dalam diri anak didik yang dinilai lebih penting dari yang lainnya. Oleh karena itu, teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh psikolog asal Amerika Serikat, Gardner dinilai dapat memenuhi kecenderungan perkembangan anak didik yang bervariasi.

Penyelenggaraan pendidikan saat ini harus diupayakan untuk memberikan pelayanan khusus kepada peserta didik yang mempunyai kreativitas dan juga keberbakatan yang berbeda agar tujuan pendidikan dapat diarahkan menjadi lebih baik.

Muhibbin Syah menjelaskan bahwa akar kata dari pendidikan adalah "didik" atau "mendidik" yang secara harfiah diartikan memelihara dan memberi latihan. Sedangkan "pendidikan", merupakan tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pelatihan dan pengajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan tidak dapat lepas dari pengajaran. Kegiatan dari pengajaran ini melibatkan peserta didik sebagai penerima bahan ajar dengan maksud akhir dari semua hal ini sesuai yang diamanatkan dalam undang-undang no. 20 tentang sisdiknas tahun 2003; agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam pendidikan, peserta didik merupakan titik fokus yang strategis karena kepadanyalah bahan ajar melalui sebuah proses pengajaran diberikan. Sebagai seorang manusia menjadi sebuah aksioma bahwa peserta didik mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada diri mereka dan keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain, para pendidik dan lembaga sekolah harus menghargai perbedaan yang ada pada diri mereka. Keunikan yang terjadi pada peserta didik memang menimbulkan satu permasalahan tersendiri yang harus diketahui dan dipecahkan sehingga pengelolaan murid (peserta didik) dalam satu kerangka kerja yang terpadu mutlak diperhatikan, terutama pertimbangan pada pengembangan kreativitas, hal ini harus menjadi titik perhatian karena sistem pendidikan memang masih diakui lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberikan perhatian kepada pengembangan kreatif peserta didik. Hal ini terjadi dari konsep kreativitas yang masih kurang dipahami secara holistic, juga filsafat pendidikan yang sejak zaman penjajahan bermazhabkan azas tunggal seragam dan berorientasi pada kepentingan-kepentingan, sehingga pada akhirnya berdampak pada cara mengasuh, mendidik dan mengelola pembelajaran peserta didik.

Kebutuhan akan kreativitas tampak dan dirasakan pada semua kegiatan manusia. Perkembangan akhir dari kreativitas akan terkait dengan empat aspek, yaitu: aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. Kreativitas akan muncul dari interaksi yang unik dengan lingkungannya.Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan mengujinya. Proses kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan (motivasi intristik) maupun dorongan eksternal. Motivasi intrinstik ini adalah intelegensi, memang secara historis kretivitas dan keberbakatan diartikan sebagai mempunyai intelegensi yang tinggi, dan tes intellejensi tradisional merupakan ciri utama untuk mengidentifikasikan anak berbakat intelektual tetapi pada akhirnya hal inipun menjadi masalah karena apabila kreativitas dan keberbakatan dilihat dari perspektif intelejensi berbagai talenta khusus yang ada pada peserta didik kurang diperhatikan yang akhirnya melestarikan dan mengembang biakkan Pendidikan tradisional konvensional yang berorientasi dan sangat menghargai kecerdasan linguistik dan logika matematik. Padahal, Teori psikologi pendidikan terbaru yang menghasilkan revolusi paradigma pemikiran tentang konsep kecerdasan diajukan oleh Prof. Gardner yang mengidentifikasikan bahwa dalam diri setiap anak apabila dirinya terlahir dengan otak yang normal dalam arti tidak ada kerusakan pada susunan syarafnya, maka setidaknya terdapat delapan macam kecerdasan yang dimiliki oleh mereka.

Salah satu cara dalam memecahkan masalah ini adalah pengelolaan pelayanan khusus bagi anak-anak yang punya bakat dan kreativitas yang tinggi, hal ini memang telah diamanatkan pemerintah dalam undang-undang No.20 tentang sistem pendidikan nasional 2003, perundangan itu berbunyi " warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus".

Pengertian dari pendidikan khusus disini merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan-pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Pada akhirnya memang diperlukan adanya suatu usaha rasional dalam mengatur persoalan-persoalan yang timbul dari peserta didik karena itu adanya suatu manajemen peserta didik merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Siswa berbakat di dalam kelas mungkin sudah menguasai materi pokok bahasan sebelum diberikan. Mereka memiliki kemampuan untuk belajar keterampilan dan konsep pembelajaran yang lebih maju. Untuk menunjang kemajuan peserta didik diperlukan modifikasi kurikulum. Kurikulum secara umum mencakup semua pengalaman yang diperoleh peserta didik di sekolah, di rumah, dan di dalam masyarakat dan yang membantunya mewujudkan potensi-potensi dirinya. Jika kurikulum umum bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan pada umumnya, maka saat ini haruslah diupayakan penyelenggaraan kurikulum yang berdiferensi untuk memberikan pelayanan terhadap perbedaan dalam minat dan kemampuan peserta didik. Dalam melakukan kurikulum yang berbeda terhadap peserta didik yang mempunyai potensi keberbakatan yang tinggi, guru dapat merencanakan dan menyiapkan materi yang lebih kompleks, menyiapkan bahan ajar yang berbeda, atau mencari penempatan alternatif bagi siswa. Sehingga setiap peserta didik dapat belajar menurut kecepatannya sendiri.

Dalam paradigma berpikir masyarakat Indonesia tentang kreativitas, cukup banyak orangtua dan guru yang mempunyai pandangan bahwa kreativitas itu memerlukan iklim keterbukaan dan kebebasan, sehingga menimbulkan konflik dalam pembelajaran atau pengelolaan pendidikan, karena bertentangan dengan disiplin. Cara pandang ini sangatlah tidak tepat. Kreativitas justru menuntut disiplin agar dapat diwujudkan menjadi produk yang nyata dan bermakna. Displin disini terdiri dari disiplin dalam suatu bidang ilmu tertentu karena bagaimanapun kreativitas seseorang selalu terkait dengan bidang atau domain tertentu, dan kreativitas juga menuntut sikap disiplin internal untuk tidak hanya mempunyai gagasan tetapi juga dapat sampai pada tahap mengembangkan dan memperinci suatu gagasan atau tanggungjawab sampai tuntas.

Masa depan membutuhkan generasi yang memiliki kemampuan menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi dalam era yang semakin mengglobal. Tetapi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia saat ini belum mempersiapkan para peserta didik dengan kemampuan berpikir dan sikap kreatif yang sangat menentukan keberhasilan mereka dalam memecahkan masalah.

Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini dirasakan merupakan kebutuhan setiap peserta didik. Dalam masa pembangunan dan era yang semakin mengglobal dan penuh persaingan ini setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Oleh karena itu, pengembangan potensi kreatif yang pada dasarnya ada pada setiap manusia terlebih pada mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa perlu dimulai sejak usia dini, Baik itu untuk perwujudan diri secara pribadi maupun untuk kelangsungan kemajuan bangsa.

Dalam pengembangan bakat dan kreativitas haruslah bertolak dari karakteristik keberbakatan dan juga kreativitas yang perlu dioptimalkan pada peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk ungkapan kreatif peserta didik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.

Merupakan suatu tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk dapat membina serta mengembangkan secara optimal bakat, minat, dan kemampuan setiap peserta didik sehingga dapat mewujudkan potensi diri sepenuhnya agar nantinya dapat memberikan sumbangan yang bermakna bagi pembangunan masyarakat dan negara. Teknik kreatif ataupun taksonomi belajar pada saat ini haruslah berfokus pada pengembangan bakat dan kreativitas yang diterapkan secara terpadu dan berkesinambungan pada semua mata pelajaran sesuai dengan konsep kurikulum berdiferensi untuk siswa berbakat. Dengan demikian diharapkan nantinya akan dihasilkan produk-produk dari kreativitas itu sendiri dalam bidang sains, teknologi, olahraga, seni dan budaya.

http://community.um.ac.id/archive/index.php/t-57966.html

FENOMENA ARTIS MENJADI CALEG

Pemilu 2009 adalah pemilu para bintang. Bintang apalagi kalau bukan bintang film, sinetron atau mereka yang dipundaknya ada (bekas) bintangnya. Ya, selain para artis yang meramaikan dunia politik Indonesia saat ini ada juga para purnawirawan jenderal yang berada di jajaran elite politik parpol yang turun gunung dalam proses pencalegan.

Tengok saja beberapa artis yang terlibat saat ini seperti Wulan Guritno, Derry Drajat dan Eko Patrio (PAN), Nurul Arifin (Golkar), Adjie Masaid, Komar, Angelina Sondakh (PD), Rieke Dyah Pitaloka (PDIP), pedangdut Syaiful Jamil, dan Ayu Soraya. Akankah fenomena artis jadi politikus ini sekadar pemanis dan pendulang suara parpol semata.
Saat yang sama, kini, menjelang pemilu 2009, para bekas Jenderal dan purnawirawan banyak meramaikan Partai Politik. Ada yang memang di lamar oleh sebuah Partai, atau memang mereka sendiri yang membuat Partai Politik. Setidaknya tercatat 9 Parpol dimana ada purnawirawan yang ikut dalam kepengurusan parpol. Parpol tersebut antara lain : Partai Karya Peduli Bangsa, Partai Demokrasi Kebangsaan, Partai Golkar, Partai Republik nusantara, Partau Bulan Bintang, Partai Demokrat, Partai Hanura, Gerindra, dan PDI-Perjuangan.
Kondisi ini di satu sisi membuat dinamika politik yang ada semakin “segar”, artinya semakin jauh dari stagnasi dan kekakuan rekrutmen kader yang ada, namun di sisi lain justeru memunculkan pertanyaan, bisakah para bintang ini berlaga sebagaiman mereka berada di dunia mereka sebelumnya.

Jangan sampai, para bintang ini, hanya “fenomena hiasan”, yang dianggap indah dan menarik namun kurang memiliki makna subtantif.
Semoga.

kutipan dari:http://nsudiana.wordpress.com/2008/08/22/fenomena-artis-menjadi-caleg/

PEREMPUAN DAN MEDIA MASSA

Persoalan tentang perempuan merupakan persoalan yang senantiasa aktual dan seringkali mengundang perdebatan panjang yang tak berujung. Apapun isu tentang perempuan tidak terasa basi untuk menghiasi atmosfir pembicaraan publik, dan media massa tentu saja merupakan pihak yang sangat berkepentingan terhadap dieksposnya persoalan-persoalan yang menarik seputar persoalan perempuan untuk bisa di konsumsi khalayak.
Media massa dan perempuan ibarat dua sisi mata uang yang tak bisa di pisahkan, keduanya memiliki kaitan erat yang berjalin berkelindan saling melengkapi. Perempuan banyak yang memanfaatkan jasa media massa demi untuk meningkatkan popularitasnya, sebaliknya media massa butuh sebuah “nuansa khas” dari seorang perempuan, mulai dari sisi keberhasilan karir dan jabatannya, ketegarannya menyikapi sebuah persoalan besar, “kenekadannya” dalam melakukan sesuatu dan terakhir adalah keberaniannya untuk memperlihatkan auratnya. Setiap perempuan sebenarnya secara umum memiliki “rasa” yang sama dengan laki-laki yakni keinginan untuk terkenal, untuk mendapatkan banyak uang serta untuk menjadi terhormat.
Persoalannya kemudian, apakah akan kita biarkan kondisi ini berjalan apa adanya, tanpa sebuah kontrol dan garis batas yang tegas. Relakah kita mendiamkan kondisi ini dan sebaliknya seolah menutup mata dan telinga kita serta sama sekali tidak peduli dengan hal ini. Bagi seorang manusia yang masih memiliki nurani dan peduli pada nasib generasi mudanya ke depan persoalan ini menjadi tidak sederhana. Ia akan memandang dengan serius dan tentu saja tidak akan membiarkan kondisi ini terus berlangsung. Orang yang punya nurani tentu tidak akan bisa dengan tenang “menikmati” persoalan ini, Ia akan malu mengkonsumsi gambar-gambar seronok yang tersaji di berbagai media massa.
Ada Empat alasan kenapa kita harus peduli ditertibkannya media massa yang memuat dan menampilkan gambar-gambar seronok dalam penerbitannya :
Pertama, ketika masyarakat kita belum terdidik dan cerdas dalam memilah-milah informasi yang sampai kepadanya apakah ini merupakan sebuah pembenaran bagi pengusaha media massa untuk– karena alasan permintaan pasar yang sebenarnya lebih berorientasi pada keuntungan yang akan diraih–menyajikan info-info serta foto-foto vulgar seorang perempuan tanpa merasa sedikitpun membuat kesalahan. Seandainya memang benar, lantas kemana pertimbangan moralitas mereka. Mengapa kondisi masyarakat yang sebagian besarnya memang belum memiliki pendidikan yang cukup terus dibodohi dan direndahkan martabatnya. Harusnya ada proses pendidikan di tingkat wacana masyarakat untuk sedikit demi sedikit menuju sebuah perbaikan. Apabila pembodohan ini dilakukan terus-menerus, bisa jadi berjalannya waktu tidak akan berpengaruh sedikitpun terhadap perubahan cara pandang dan cara berpikir masyarakat. Kemajuan berpikir kalau demikian caranya hanya menjadi sebuah retorika semu semata, karena langkanya proses “pencerahan” yang sampai ke masyarakat.
Apakah mereka yang selama ini bergelut di berbagai media massa yang ada tidak memiliki pertimbangan yang jauh ke depan, demi penyelamatan sebuah generasi. Kenapa dengan mudah persoalan moralitas ini di tukar dengan nilai-nilai nominal lembaran-lembaran uang tunai. “Sungguh hebat” orang-orang yang sengaja–bahkan mungkin dengan senang hati–meracuni generasi muda bangsa hanya sekedar alasan permintaan pasar. Siapapun mereka–mulai dari si artisnya sendiri, fotografernya, pengusaha media yang bersangkutan serta seluruh yang terkait dengan pembuatan dan penyebaran hal itu–memiliki andil yang sama dalam melakukan demoralisasi anak bangsa. Kondisi ini akan lebih parah lagi manakala pejabat-pejabat yang terkait dengan ijin dan pengontrolan media massa tidak ambil pusing dengan persoalan ini. Apa jadinya kalau mereka yang punya otoritas dalam pengambilan kebijakan ternyata justeru malah mendapatkan keuntungan dari penerbitan yang berasal dari media massa tersebut.
Kedua, apakah karena alasan popularitas seorang perempuan dengan senang hati memamerkan auratnya di hadapan publik. Benarkah popularitas hanya bisa dicapai dengan hal itu, tidak adakah hal lain yang bisa mendongkrak kepopuleran seorang perempuan. Apabila benar, terlalu naif rasanya jika popularitas yang dicapai tersebut hanya karena memiliki “keberanian” memamerkan kemolekan tubuh. Sungguh rendah martabat seorang perempuan kalau seperti itu. Padahal seorang manusia diciptakan Tuhannya dengan sejumlah bekal hidup dan potensi diri yang akan memandu manusia menjadi terhormat diantara makhluk lainnya yang ada di bumi. Salah satu yang sangat berharga bagi manusia adalah diberikannya manusia berupa seperangkat bagian tubuh yang bernama akal dan pikiran demi untuk kelangsungan hidupnya, yang akan menjadi penentu arah dari seluruh keinginan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dengan demikian jelas ukuran popularitas seorang perempuan akan sangat rendah nilainya jika hanya disandarkan pada penilaian–penilaian fisik semata. Siapapun orangnya, jika hanya mampu mengeskploitasi kemolekan tubuhnya semata dalam mencapai popularitasnya maka ia harus rela disamakan nilainya dengan binatang peliharaan, yang lebih banyak di nilai dengan standar–standar yang rendah seperti itu.
Ketiga, di kalangan beberapa artis serta foto model tercipta stigma yang salah tentang arti profesionalisme kerja di bidang mereka. Mereka merasa bahwa semakin mereka berani membuka tubuhnya maka mereka akan semakin banyak mendapatkan imbalan. Tidak mengherankan jika kondisi ini memicu persaingan tidak sehat di kalangan para artis, mereka beranggapan masalah pose-pose vulgar mereka bagian dari dunia kerja mereka.
Keempat, anggapan bahwa pose-pose vulgar perempuan yang ada di media massa merupakan perwujudan nilai seni, rasanya terlalu dilebih-lebihkan. Menurut Rendra, saat menghadiri peluncuran album “Bung Karno milik rakyat” apa yang terjadi saat ini sudah mengarah ke pornografi. Ia mengatakan pornografi bukan hasil karya seni tapi merupakan perbuatan pelecehan terhadap martabat perempuan karena dalam pornografi selera murahan dikipas-kipas dengan mengeksploitasi aurat kaum hawa. Ia menambahkan bahwa pornografi kebanyakan membangkitkan selera rendah yang menjadikan perempuan sebagai obyek, padahal sensualitas perempuan penuh dengan sensualitas kasih sayang bukan sensualitas yang rendahan. Unsur keindahan di dalam bentuk tubuh wanita merupakan ciptaan Tuhan yang tidak layak dan tidak patut dijadikan obyek untuk membangkitkan selera murahan dan rendahan.
Logika mempertontonkan aurat wanita karena alasana seni merupakan logika yang terasa dipaksakan untuk tidak sekedar pengedepanan kepentingnan sang seniman saja dalam lebih banyak menikmati dunianya saja, bukankah seni pada dasarnya berorientasi pada penciptaan keindahan sejati yang tidak didasarkan pada pikiran-pikiran murahan. Kalau memang alasan pengambilan gambar-gambar seronok itu demi alasan seni, apakah tidak ada lagi obyek yang pantas untuk menunjukkan betapa banyak obyek lain ciptaan Tuhan yang sebenarnya tak kalah indah jika dibanding dengan hanya sekedar tubuh seorang wanita.

kutipan dari:http://nsudiana.wordpress.com/2008/01/04/perempuan-dan-media-massa/

MENUJU PUNCAK KREATIVITAS

Manusia adalah makhluk kreatif. Tanpa kehadiran manusia di bumi, kita tidak tahu seperti apa jadinya dunia. Mungkin sepi, senyap dan tanpa dinamika. Walau dalam sejarah penciptaan manusia pertama (Nabi Adam AS) ditentang oleh Iblis, ternyata Allah SWT memang memiliki rencana-Nya sendiri. Adam Ia ciptakan walau Iblis mengajukan protes dan keberatan akan kekhawatirannya bahwa manusia hanya akan melakukan kerusakan serta menumpahkan darah (QS. Al Baqarah (2):30). Kreativitas bagi makhluk yang bernama manusia adalah sebuah keniscayaan. Dengan kreativitasnya, ia menyelesaikan berbagai masalah yang muncul dalam kehidupannya. Apabila kita cermati, istilah atau kata kreatif sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “memiliki daya cipta ; memiliki kemampuan untuk menciptakan” serta “mengandung makna daya cipta”, sedangkan kreativitas berarti “kemampuan untuk mencipta, daya cipta atau perihal berkreasi”.
Mengapa Harus Kreatif?
Ada beberapa alasan mengapa kita harus kreatif :
1. Karena kreativitas adalah jembatan alternatif mempercepat tercapainya tujuan,
2. Dengan kreativitas hidup menjadi lebih menantang untuk dilalui
3. Bersama kreatifitas kepuasan yang didapatkan akan semakin tinggi.
Menuju Kreativitas
Menjadikan diri kita kreatif berarti bersedia untuk membuka diri terhadap hal-hal baru, inovasi dan perluasan berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi. Dengan kesediaan kita untuk menjadi kreatif, kita juga sudah harus memulai langkah-langkah besar menuju medan kreatifitas yang seakan terus terbuka tanpa batas. Mari terus hidupkan mimpi, karena para inovator dunia memulai karya mereka dari mimpi.
Beberapa Kasus Orang Kreatif
Kasus Pertama, pada tahun 1800, dunia dilanda kekacauan, wabah pes, cacar, demam tipus, malaria & kolera membunuh jutaan orang. Dan saat itu ada seorang dokter yang tidak bisa duduk manis menyaksikan apa yang terjadi. Dengan segenap kemampuan yang dia miliki, ia, dokter yang kelak terkenal, yang bernama Edward Janner mengembangkan sebuah cara untuk mencegah penyakit, bukannya mengobati penyakit itu di kemudian hari.
Kasus Kedua, terjadi sekitar tahun 1900. Saat itu, kuda merupakan alat transportasi utama, tetapi sepeda dan mobil juga sudah mulai populer. Walau saat itu jalanan tidak sepadat sekarang, ternyata hampir setiap hari ada orang yang tewas karena kecelakaan di jalan. Dan ketika masalah ini belum menemukan solusinya, tiba-tiba munculah dua orang yang mengaku Wright bersaudara. Mereka adalah montir yang datang dan menawarkan bahwa mereka bisa membuat sebuah mesin terbang. Bayangkan kalau anda saat itu ada di sana, anda mungkin akan mengatakan gila, kurang waras atau paling tidak mengatakan “huh, dasar kurang kerjaan”.
Kasus Ketiga, terjadi sekitar tahun 2004. Era itu, zakat masih dianggap sesuatu yang tidak penting. Orang umumnya membayangkan masalah zakat adalah masalah pengurangan hartanya dari hasil keringat dan kerja kerasnya. Pengelolaanya pun seringkali asal-asalan & tdk profesional. Jika saat itu anda adalah orang kaya dan apa yang terjadi ketika itu, ketika anda diyakinkan bahwa zakat bisa memperbaiki perekonomian umat. Melalui zakat dijelaskan pula bahwa bukan saja harta yang ada, yang jadi bagiannya para penerima zakat akan diurus dengan baik, bahkan sekaligus mengelolanya secara profesional.
Ketika mendengar ketiga kasus kreatif tadi, kira-kira apa yang akan anda lakukan? tersenyum, menganggapnya perbuatan gila yang tidak sesuai jaman, menjadi tertarik & ikut terlibat, minimal antusias membahasnya atau malah anda justeru hanya sekedar mengangguk, menguap & melupakannya. Jika dari rangkaian ketiga kasus tadi anda menunjukan sikap dan minat terhadap ketiganya, percayalah benih kreatifitas sesungguhnya telah tumbuh dalam diri anda,tinggal sekarang, bagaimana mengelola potensi yang ada tadi.
Dalam dunia kreatifitas, orang yang disiplin & menyukai formalitas pada umumnya memiliki kecenderungan untuk tetap berada di dalam “jalur kenyamanan” hidup. Mereka sukar memberi ruang kreativitas dalam dirinya. Ada begitu banyak kekhawatiran yang mengiringi setiap muncul kreativitas dalam berbagai moment kehidupan mereka. Dan umumnya, mereka yang secara sifat dan kepribadian lebih periang cenderung untuk lebih mudah memiliki kreativitas. Mereka walau tetap berhitung dengan segala kemampuan berani menghadapi hal-hal baru yang kadang penuh tantangan dan resiko.
5 Langkah Menjadi kreatif
Dibawah ini ada resep sederhana yang ada dalam buku Megacreativity karangan Andrei G Aleinikinov :
1. Berhentilah Berhenti
Untuk mencapai level jenius, diperlukan suatu tindakan oleh anda sendiri. Menjadi seorang jenius memerlukan tindakan dan pengalaman-pengalaman jenius. Menjadi jenius bukanlah sekedar mengetahui bahwa hal itu bisa dilakukan. Hasil dari itu semua Anda akan menjadi makin kaya pengetahuan (kaya pengetahuan, merupakan posisi yang kuat menuju puncak kreativitas & kesuksesan). Di masa mendatang, anda akan jadi pemenang. Kita akan lebih cepat dalam mengambil langkah-langkah antisipasi. Dengan begitu, kita akan menganggapnya tantangan. Kita akan segera ubah situasi, menyesuaikan perilaku & pendekatan kita untuk mencapai kemenangan baru. Karena itu : Hindarilah menjadi pasif, Aktiflah dalam menghadapi kesulitan dan latihlah selalu “otot berpikir” anda. Ingat bedanya orang biasa dengan orang kreatif adalah : ORANG KREATIF TIDAK PERNAH BERHENTI (Ia akan terus terlibat & tak ingin berhenti).
2. Mengapa Tidak Setiap Tidak
Dalam menuju puncak kreativitas, selalulah katakana “ya” untuk segala kemungkinan & ketidakmungkinan yang akan terjadi. Karena dalam konteks tersebut, terdapat kata kunci untuk menuju dunia kreativitas yakni keterbukaan. Mengapa keterbukaan, karena dengan sikap terbuka, kita dengan mudah menyiapkan diri bertemu dengan begitu banyak kemungkian dan juga terhadap cakrawala-cakrawala kuantitatif baru untuk mencoba dari yang selama ini anda lakukan). Akan ada banyak hal yang bisa diraih, jika kita mengerjakan suatu hal lebih lama lagi. Mengerjakan sesuatu lebih banyak tidaklah cukup.Diperlukan metode-metode lain untuk menemukan cara-cara mempercepat proses sampai kepada ide-ide yang orisinal, berkualitas tinggi & lebih cepat.
3. Majulah Untuk Sejuta
Berinovasilah, Ber-megainovasilah dan keluar dari sistem jika anda ingin menuju puncak kreatifitas. Latihlah otak anda terus menerus bisa kreatif dengan melakukan pengembaraan imajinasi. Dalam kerangka membiasakan otak mengamati, melakukan serta mengevaluasi sesuatu. Ketika ingin bisa lebih kreatif, sesekali latihlah diri kita untuk keluar dari system. Mulailah otak kita bekerja dengan tidak semata-mata menggantungkan pada apa yang ada dan telah biasa terjadi. Latihlah otak kita untuk “out of the box” agar menemukan kebaruan-kebaruan lain yang lebih baru.
4. Orang-Orang Meganilai
Karena anda sedang belajar menuju manusia kreatif, maka jangan pernah tanggung-tanggung. Kini kita harus sudah mulai menciptakan solusi-demi solusi atas apa yang terjadi di sekeliling kita. Melangkahlah melompati cakrawala, melewati batas pemikiran tradisioanal yang biasa.
5. Meluncur Ke Orbit Jenius
Untuk bisa meluncur menjadi manusia super jenius, butuh kemampuan untuk bisa menguasai metode para jenius yang pernah lahir agar kita memiliki pemahaman dan pengetahuan untuk melaju mengatasi berbagai rintangan jadi kreatif. Dan bagaimana langkah selanjutnya, apakah anda tertantang menjadi kreatif atau justeru “enjoy aja” menikmati apa yang ada.

KUTIPAN DARI:http://nsudiana.wordpress.com/2008/03/19/menuju-puncak-kreativitas/

Masalah yang Dapat Temani ASD

Sensory masalah. Kapan persepsi anak-anak yang akurat, mereka dapat belajar dari apa yang mereka lihat, merasa, atau mendengar. Di sisi lain, jika informasi sensorik rusak, pengalaman anak dunia dapat membingungkan. ASD Banyak anak-anak sangat peka atau bahkan menyakitkan peka terhadap suara-suara tertentu, tekstur, rasa, dan bau. Beberapa anak merasa menemukan pakaian menyentuh kulit mereka hampir tak tertahankan. Beberapa suara-penyedot debu, sebuah telepon berdering, badai tiba-tiba, bahkan suara gelombang memukul-mukul garis pantai-akan menyebabkan anak-anak untuk menutupi telinga mereka dan berteriak.
Pada ASD, otak tampaknya tidak dapat menyeimbangkan indra tepat. Beberapa anak ASD yang menyadari sangat dingin atau sakit. Anak ASD mungkin jatuh dan mematahkan lengan, namun tidak pernah menangis. Lain mungkin bash kepalanya ke dinding dan tidak meringis, tapi sentuhan ringan bisa membuat anak menjerit dengan alarm.
Mental retardasi ASD. Banyak anak-anak dengan memiliki beberapa derajat penurunan mental. Ketika diuji, beberapa daerah mungkin kemampuan normal, sedangkan yang lain dapat sangat lemah. Sebagai contoh, seorang anak dengan ASD dapat melakukannya dengan baik pada bagian-bagian dari tes yang mengukur keterampilan visual tetapi mendapatkan skor rendah pada subyek bahasa.
Kejang. Satu dari empat anak-anak dengan ASD mengembangkan kejang, sering mulai baik pada anak usia dini atau remaja,. 5 Kejang, disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal dalam otak dapat menghasilkan kehilangan sementara kesadaran (penggelapan ""), sebuah kekejangan tubuh, gerakan yang tidak biasa, atau menatap mantra. Kadang-kadang faktor penyebabnya kurang tidur atau demam tinggi. Sebuah EEG (elektroensefalogram-rekaman dari arus listrik yang dikembangkan di otak melalui elektroda diterapkan pada kulit kepala) dapat membantu mengkonfirmasi adanya penyitaan itu.
Dalam kebanyakan kasus, serangan dapat dikendalikan oleh sejumlah obat-obatan yang disebut "anticonvulsants" Dosis obat. Yang disesuaikan dengan hati-hati sehingga seminimum mungkin obat akan digunakan untuk menjadi efektif.
Fragile X Syndrome. Gangguan ini adalah bentuk paling umum diwarisi dari keterbelakangan mental. Ini dinamakan demikian karena salah satu bagian dari kromosom X memiliki cacat yang muncul sepotong dicubit dan rapuh ketika berada di bawah mikroskop. Sindrom Fragile X mempengaruhi sekitar dua sampai lima persen dari orang dengan ASD. Sangat penting untuk memiliki anak dengan ASD diperiksa Fragile X, terutama jika orangtua mempertimbangkan memiliki anak lagi. Untuk alasan yang tidak diketahui, jika seorang anak dengan ASD juga memiliki Fragile X, ada satu-dalam-dua kesempatan bahwa anak laki-laki lahir ke orangtua sama akan memiliki sindrom tersebut. 6 lainnya anggota keluarga yang mungkin memikirkan memiliki anak mungkin juga ingin diperiksa untuk sindroma ini.
dibedakan dapat dilakukan antara seorang ayah dan kemampuan ibu untuk menyampaikan seorang anak perempuan atau anak gen pada kromosom X yang dihubungkan dengan sindrom X rapuh. Karena baik laki-laki (XY) dan perempuan (XX) memiliki minimal satu kromosom X, keduanya dapat lulus pada gen bermutasi untuk anak-anak mereka.
Seorang ayah dengan gen diubah untuk Fragile X pada kromosom X-nya hanya akan berlalu gen itu pada putrinya. Dia melewati satu kromosom Y ke putra-putranya, yang tidak mengirimkan kondisi. Oleh karena itu, jika ayah memiliki gen pada kromosom X, tapi ibu kromosom X normal, semua anak perempuan pasangan itu akan memiliki gen untuk Fragile X, sementara tak satu pun dari anak-anak mereka akan punya gen bermutasi. Karena ibu mewariskan kromosom X hanya untuk anak-anak mereka, jika ibu memiliki gen untuk Fragile X, dia bisa lewat gen yang baik untuk putra-putranya atau putrinya. Jika ibu memiliki gen bermutasi pada satu kromosom X dan memiliki satu kromosom X normal, dan ayah tidak mempunyai mutasi genetik, semua anak memiliki kesempatan untuk mewarisi gen bermutasi 50-50.
Peluang dicatat di sini berlaku untuk setiap anak orang tua telah 7 dalam hal prevalensi, statistik terbaru yang konsisten dalam menunjukkan bahwa 5% dari orang dengan autisme dipengaruhi oleh X rapuh dan 10% sampai 15% dari mereka dengan X rapuh menunjukkan ciri-ciri autistik .
Tuberous sclerosis. Tuberous sklerosis adalah gangguan genetik langka yang menyebabkan tumor jinak tumbuh di otak serta organ vital lainnya. Memiliki asosiasi yang kuat dengan konsisten ASD. Satu sampai 4 persen orang dengan ASD juga memiliki tuberous sclerosis. 8

SUMBER:http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.nimh.nih.gov/health/publications/autism/complete-index.shtml

Kemungkinan Indikator Gangguan Spektrum Autisme

Kemungkinan Indikator Gangguan Spektrum Autisme
• Apakah tidak mengoceh, titik, atau membuat gerakan yang bermakna dengan 1 tahun usia
• Tidak berbicara satu kata dengan 16 bulan
• Apakah tidak menggabungkan dua kata dengan 2 tahun
• Apakah tidak menanggapi nama
• Kehilangan bahasa atau keterampilan sosial
Beberapa Indikator Lainnya
• Miskin kontak mata
• Tampaknya tidak tahu cara bermain dengan mainan
• Baris terlalu mainan atau objek lainnya
• Apakah melekat pada satu mainan atau objek tertentu
• Apakah tidak tersenyum
• Pada saat tampaknya tuna rungu
Gejala Sosial
Dari awal, bayi biasanya berkembang adalah makhluk sosial. Di awal kehidupan, mereka menatap orang, putar ke arah suara, pegang jari, dan bahkan tersenyum.
Sebaliknya, kebanyakan anak dengan ASD tampaknya sangat kesulitan belajar untuk terlibat dalam memberi dan menerima interaksi manusia sehari-hari. Bahkan dalam beberapa bulan pertama kehidupan, banyak yang tidak berinteraksi dan mereka menghindari kontak mata. Mereka tampaknya tidak peduli terhadap orang lain, dan sering tampaknya lebih memilih sendirian. Mereka mungkin menolak perhatian atau pasif menerima pelukan dan berpelukan. Kemudian, mereka jarang mencari kenyamanan atau menanggapi menampilkan orangtua marah atau kasih sayang dengan cara yang khas. Penelitian telah menunjukkan bahwa meskipun anak-anak dengan ASD melekat kepada orang tua mereka, ekspresi mereka dari lampiran ini adalah biasa dan sulit untuk "membaca." Untuk orang tua, tampaknya seolah-olah anak-anak mereka tidak terikat sama sekali. Orang tua yang menantikan kegembiraan berpelukan, mengajar, dan bermain dengan anak mereka mungkin merasa hancur oleh kurangnya perilaku lampiran diharapkan dan khas.
Anak-anak dengan ASD juga lebih lambat dalam belajar untuk menafsirkan apa yang orang lain pikirkan dan rasakan. Halus sosial isyarat-apakah tersenyum, mengedipkan mata, atau-meringis mungkin memiliki makna sedikit. Untuk seorang anak yang merindukan isyarat ini, "Kemarilah" selalu berarti hal yang sama, apakah pembicara itu tersenyum dan mengulurkan tangan untuk memeluk atau mengerutkan kening dan penanaman tinjunya di pinggul. Tanpa kemampuan untuk menafsirkan gerak tubuh dan ekspresi wajah, dunia sosial mungkin tampak membingungkan. Untuk senyawa masalah, orang dengan ASD mengalami kesulitan melihat sesuatu dari perspektif orang lain. Kebanyakan 5-year-olds mengerti bahwa orang lain memiliki informasi yang berbeda, perasaan, dan tujuan dari yang mereka miliki. Seseorang dengan ASD mungkin kurangnya pemahaman tersebut. ketidakmampuan ini membuat mereka tidak dapat memprediksi atau memahami tindakan orang lain.
Meskipun tidak universal, biasanya untuk orang dengan ASD juga memiliki kesulitan mengatur emosi mereka. Ini dapat mengambil bentuk "perilaku belum menghasilkan" seperti menangis di kelas atau ledakan verbal yang tampaknya tidak pantas untuk orang-orang di sekitar mereka.Individu dengan ASD juga mungkin mengganggu dan agresif secara fisik pada waktu-waktu, membuat hubungan sosial masih lebih sulit. Mereka memiliki kecenderungan untuk "kehilangan kendali," terutama ketika mereka berada di lingkungan yang aneh atau luar biasa, atau ketika marah dan frustasi. Mereka mungkin pada waktu istirahat hal, menyerang orang lain, atau melukai diri sendiri. Dalam frustrasi mereka, bang beberapa kepala mereka, menarik rambut, atau menggigit lengan mereka.

SUMBER:http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.nimh.nih.gov/health/publications/autism/complete-index.shtml

Apakah Gangguan Autism Spectrum itu?

Spektrum gangguan autisme lebih sering terjadi pada populasi anak-anak dari beberapa gangguan lebih tahu seperti diabetes, spina tulang belakang, atau sindrom Down memiliki. 2 baru Sebuah studi dari US metropolitan area diperkirakan 3,4 setiap 1.000 anak 3-10 tahun autisme. 3sebelumnya kekacauan didiagnosis, semakin cepat anak dapat dibantu melalui intervensi pengobatan. Dokter anak, dokter keluarga, penyedia penitipan anak, guru, dan orangtua awalnya mungkin menolak tanda-tanda ASD, optimis berpikir anak sedikit lambat dan akan "mengejar."
Semua anak dengan ASD menunjukkan defisit 1) interaksi sosial, 2) komunikasi verbal dan nonverbal, dan 3) perilaku berulang atau kepentingan. Selain itu, mereka sering akan memiliki respons yang luar biasa untuk pengalaman indrawi, seperti suara-suara tertentu atau cara melihat objek. Masing-masing menjalankan gejala mulai dari ringan sampai parah. Mereka akan hadir di setiap individu anak berbeda. Misalnya, seorang anak mungkin sedikit kesulitan belajar membaca tetapi menunjukkan interaksi sosial yang sangat buruk. Setiap anak akan menampilkan komunikasi, sosial, dan pola perilaku yang individu tetapi sesuai dengan diagnosis ASD keseluruhan.
Anak-anak dengan ASD tidak mengikuti pola khas perkembangan anak. Pada beberapa anak, petunjuk tentang masalah yang akan datang dapat terlihat dari kelahiran. Dalam kebanyakan kasus, masalah dalam komunikasi dan keterampilan sosial menjadi lebih terlihat sebagai anak tertinggal jauh di belakang anak-anak lain pada usia yang sama. Beberapa anak lainnya memulai dengan cukup baik. Sering kali antara 12 dan 36 bulan, perbedaan dalam cara mereka bereaksi kepada orang-orang dan perilaku yang tidak biasa lainnya menjadi jelas. Beberapa orang tua laporan perubahan sebagai tiba-tiba, dan bahwa anak-anak mereka mulai menolak orang, bertingkah laku aneh, dan kehilangan bahasa dan keterampilan sosial mereka sebelumnya yang diperoleh. Dalam kasus lain, ada dataran tinggi, atau meratakan, kemajuan sehingga perbedaan antara anak autis dan anak-anak lain pada usia yang sama menjadi lebih terlihat.
ASD didefinisikan oleh seperangkat perilaku tertentu yang dapat berkisar dari sangat rendah hingga berat. Indikator mungkin berikut ASD diidentifikasi pada Pelatihan Kesehatan Umum Jaringan Webcast, autism Among Us '. 4

SUMBER:http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.nimh.nih.gov/health/publications/autism/complete-index.shtml

Anak Dengan Sindrom Down

Anak-anak yang lahir dengan sindrom Down dapat menangani masalah medis, seperti leukemia, myelodysplasia sementara, dan infeksi. Orangtua anak-anak lain dengan kondisi ini seringkali sumber-sumber informasi yang berharga dan dukungan, khususnya jika menyangkut isu seputar sekolah. Anak-anak dengan sindrom Down memiliki berbagai kemampuan dan bakat, dan setiap anak berkembang dengan kecepatannya sendiri-nya tertentu.


Untuk anak-anak dengan sindrom Downdan orangtua mereka, ada sejumlah masalah medis dan pendidikan yang harus diperhatikan selama masa kanak-kanak.
Masalah Medis untuk Anak Dengan Sindrom Down
perawatan medis untuk anak-anak dengan sindrom Down harus mencakup baik sama-bayi perawatan anak-anak lain terima selama tahun-tahun pertama kehidupan, serta perhatian pada beberapa masalah yang lebih umum pada anak-anak dengan sindrom Down. Jika jantung, kondisi kesehatan pencernaan, ortopedi, atau lainnya yang diidentifikasi selama periode neonatal, masalah ini harus terus dipantau.
Leukemia
Selama tahun-tahun awal kehidupan, anak-anak dengan sindrom Down adalah 10 sampai 15 kali lebih besar daripada anak-anak lain untuk mengembangkan leukemia , sebuah penyakit yang berpotensi fatal.Anak-anak ini harus menerima terapi kanker yang sesuai, seperti kemoterapi.
Myelodysplasia
Bayi dengan sindrom Down juga lebih rentan terhadap myelodysplasia transient, atau pengembangan yang rusak dari sumsum tulang belakang.
Infeksi
Dibandingkan dengan populasi umum, anak-anak dengan sindrom Down memiliki angka kematian lebih tinggi duabelas dari penyakit infeksi, jika infeksi ini tidak diobati dan unmonitored. Infeksi ini disebabkan kelainan dalam sistem kekebalan tubuh mereka, biasanya sel T dan fungsi kekebalan antibodi-mediated yang melawan infeksi. Dengan sindrom Down, anak-anak juga lebih mungkin untuk mengembangkan:
• Infeksi pernafasan kronis
• Tengah infeksi telinga
• Tonsilitis berulang.
Selain itu, ada kejadian kali lipat lebih tinggi 62 dari pneumonia pada anak-anak dengan sindrom Down daripada populasi umum.

Sumber: http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://down-syndrome.emedtv.com/down-syndrome/treatment-for-down-syndrome.html

Bagaimana Apakah autism Diobati?

Tidak ada obat untuk autisme, tetapi dokter, terapis , dan guru khusus dapat membantu anak-anak dengan autisme mengatasi atau menyesuaikan diri dengan banyak kesulitan. Semakin awal seorang anak mulai perawatan untuk autisme, lebih baik.
anak-anak yang berbeda membutuhkan berbagai jenis bantuan, tetapi belajar bagaimana berkomunikasi selalu merupakan langkah penting pertama. bahasa Spoken bisa sulit bagi anak-anak dengan autisme untuk belajar. Kebanyakan memahami kata-kata yang lebih baik dengan melihat mereka, jadi terapis mengajar mereka bagaimana untuk berkomunikasi dengan menunjuk atau menggunakan gambar atau bahasa isyarat. Yang membuat lebih mudah belajar hal-hal lain, dan akhirnya, banyak anak autis belajar bicara.
Terapis juga membantu anak belajar keterampilan sosial, seperti cara menyapa orang, menunggu giliran, dan ikuti petunjuk.Beberapa anak-anak memerlukan bantuan khusus dengan keterampilan hidup (seperti menyikat gigi atau membuat tempat tidur). Lain-lain kesulitan duduk diam atau mengendalikan emosi mereka dan terapi perlu membantu mereka mengendalikan perilaku mereka. Beberapa anak-anak memakai obat untuk membantu suasana hati dan perilaku mereka, tetapi tidak ada obat yang akan membuat autisme anak yang pergi.
Siswa dengan autisme ringan kadang-kadang bisa pergi ke sekolah reguler. Tapi kebanyakan anak dengan autisme perlu lebih tenang, lingkungan yang lebih teratur. Mereka juga perlu guru dilatih untuk memahami masalah mereka dengan berkomunikasi dan belajar. Mereka dapat belajar di rumah atau di kelas khusus di sekolah umum atau swasta.


Sumber: http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://kidshealth.org/kid/health_problems/brain/autism.html

Apa yang Dokter Lakukan terhadap penderita autis?

Mencari tahu jika seorang anak telah autisme bisa sulit. Orang tua biasanya yang pertama untuk mencurigai bahwa ada sesuatu yang salah. Mungkin anak itu sudah cukup untuk berbicara, tetapi tidak, tidak tertarik pada orang, atau berperilaku dengan cara-cara yang tidak biasa lainnya. Tapi autisme bukan hanya masalah yang dapat menyebabkan gejala semacam ini. Misalnya, anak-anak yang memiliki masalah pendengaran mungkin akan berbicara masalah itu.
Biasanya, hasil tes laboratorium dan tes medis yang normal pada anak-anak dengan autisme, tapi dokter dapat melakukannya untuk memastikan anak itu tidak memiliki masalah lain. Tes-tes medis dapat mencakup pemeriksaan darah dan urin, pemeriksaan pendengaran, sebuah EEG (tes untuk mengukur gelombang otak), dan MRI (gambar yang menunjukkan struktur otak).Kecerdasan (IQ) tes mungkin juga dilakukan.
Seringkali, spesialis bekerja sama sebagai sebuah tim untuk mencari tahu apa yang salah. Tim ini mungkin termasuk seorang dokter anak, seorang neurolog pediatrik, yang developmentalis anak, psikiater anak, psikolog anak, terapis bicara dan bahasa, dan lain-lain. Para anggota tim mempelajari bagaimana anak bermain, belajar, berkomunikasi, dan berperilaku. Tim mendengarkan dengan seksama apa yang orang tua telah memperhatikan juga. Dengan menggunakan informasi yang mereka telah berkumpul, dokter dapat memutuskan apakah seorang anak autis atau masalah lain.

Sumber: http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://kidshealth.org/kid/health_problems/brain/autism.html

Apa Penyebab autism?

Autism mempengaruhi sekitar 1 dalam setiap 150 anak-anak, tapi tidak ada yang tahu apa yang menyebabkannya. Beberapa ilmuwan berpikir bahwa beberapa anak mungkin akan lebih mungkin untuk mendapatkan autisme karena atau gangguan serupa berjalan dalam keluarga mereka. Mengetahui penyebab pasti dari autisme sulit karena otak manusia sangat rumit.
Otak berisi lebih dari 100 milyar sel saraf yang disebut neuron(katakanlah: nur-ahns). Setiap neuron mungkin memiliki ratusan atau ribuan sambungan yang membawa pesan ke sel saraf lain di otak dan tubuh. Sambungan dan kimia rasul-rasul mereka mengirim (disebut neurotransmiter) membiarkan neuron yang membantu Anda melihat, merasakan, bergerak, mengingat, dan bekerja sama seperti seharusnya.
Untuk beberapa alasan, beberapa sel dan sambungan di otak anak dengan autisme - terutama yang mempengaruhi komunikasi, emosi, dan indra - tidak berkembang dengan baik atau rusak. Para ilmuwan masih mencoba memahami bagaimana dan mengapa hal ini terjadi.

Sumber: http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://kidshealth.org/kid/health_problems/brain/autism.html

AUTIS ADALAH

Ketika Stacey pergi ke rumah baru Chelsea temannya, ia bertemu saudara Chelsea 4 tahun, Shawn. "Hai," kata Stacey, tersenyum.Shawn melirik dan berkata apa-apa. Kemudian ia kembali ke mainan dia memegang. Kemudian, di kamar Chelsea, Stacey berkata, "Saya tidak berpikir saudara Anda suka padaku."
"Ini bukan salahmu," jelas Chelsea. "Shawn telah autisme."
Stacey ingin tahu apa yang dimaksud autis, apa penyebabnya, bagaimana rasanya memiliki autis, dan banyak lagi. Mari kita cari tahu.
Apa Apakah autism Mean?
Autism (katakanlah: aw-tih-zum) menyebabkan anak-anak untuk mengalami dunia yang berbeda dari cara kebanyakan anak-anak lain. Sulit untuk anak-anak dengan autisme untuk berbicara dengan orang lain dan mengekspresikan diri menggunakan kata-kata. Anak-anak yang menderita autisme biasanya menyimpan untuk diri mereka sendiri dan banyak yang tidak dapat berkomunikasi tanpa bantuan khusus.
Mereka juga dapat bereaksi terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka dengan cara yang tidak biasa. Normal suara benar-benar dapat mengganggu orang dengan autism - begitu banyak sehingga orang tersebut meliputi telinga nya. Disentuh, bahkan dengan cara yang lembut, mungkin merasa tidak nyaman.
Anak-anak dengan autisme sering tidak dapat membuat sambungan yang membuat anak-anak lain dengan mudah.Sebagai contoh, ketika seseorang tersenyum, kau tahu orang tersenyum bahagia atau bersikap ramah. Tetapi anak dengan autisme mungkin mengalami kesulitan penghubung yang tersenyum dengan perasaan bahagia orang tersebut.
Seorang anak yang autis juga mengalami kesulitan dalam menghubungkan kata-kata untuk makna mereka. Bayangkan mencoba memahami apa yang dikatakan ibu Anda jika Anda tidak tahu apa kata-katanya benar-benar berarti. Hal ini membuat frustrasi ganda maka jika seorang anak tidak dapat datang dengan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan pikiran sendiri.
Autisme menyebabkan anak-anak untuk bertindak dengan cara-cara yang tidak biasa. Mereka mungkin flap tangan mereka, mengucapkan kata-kata tertentu berulang-ulang, memiliki amarah, atau bermain hanya dengan satu mainan tertentu.Sebagian besar anak dengan autisme tidak suka perubahan dalam rutinitas. Mereka suka tinggal pada jadwal yang selalu sama. Mereka juga menegaskan bahwa mainan atau objek lainnya diatur dengan cara tertentu dan marah jika barang-barang yang dipindahkan atau terganggu.
Jika seseorang telah autisme, nya otak dengan masalah penting: pekerjaan membuat rasa memiliki dunia. Setiap hari, otak Anda menafsirkan pemandangan, suara, bau, dan sensasi lain yang Anda alami. Jika otak Anda tidak bisa membantu Anda memahami hal-hal ini, Anda akan berfungsi kesulitan, bicara, pergi ke sekolah, dan melakukan hal-hal sehari-hari lainnya. Anak-anak bisa sedikit dipengaruhi oleh autisme, sehingga mereka hanya memiliki sedikit kesulitan dalam hidup, atau mereka bisa sangat terpengaruh, sehingga mereka memerlukan banyak bantuan.

Sumber: http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://kidshealth.org/kid/health_problems/brain/autism.html

penyebab down syndrom

Dari apa yang diketahui tentang penyebab sindrom Down, faktor lingkungan dan aktivitas perilaku orang tua tampaknya tidak berperan. Sebagian besar kasus (sekitar 92 persen) disebabkan oleh trisomi 21, yang berarti setiap sel dalam tubuh memiliki tiga kopi kromosom 21 dan bukan dua salinan biasa. Ini menyebabkan sindrom Down, sementara genetik di alam.
Apakah Penyebab Sindrom Down?
Penyebab sindrom Down adalah masalah genetik berkaitan dengan kromosom 21.Sementara sindrom Down adalah genetik dalam melibatkan kromosom 21 ekstra, tidak biasanya turun-temurun dalam arti konvensional. Artinya, sindrom Down tidak mewarisi, ia tidak "berjalan dalam keluarga."Down sindrom biasanya merupakan hasil dari peristiwa acak yang terjadi selama pembentukan sel-sel reproduktif (telur dan sperma). Satu pengecualian adalah sindrom Down disebabkan oleh translokasi seimbang (lihat di bawah).
Sejauh yang kami tahu, sindrom Down tidak disebabkan oleh aktivitas perilaku orang tua atau faktor lingkungan.
Memahami Kromosom
Kromosom, untaian spaghetti seperti bahan herediter ditemukan di setiap sel tubuh, menentukan karakteristik seperti warna mata dan rambut, tinggi kita, dan apakah kita pria atau wanita. Pada manusia, terdapat 23 pasang kromosom dalam sel masing-masing. Seseorang mewarisi satu salinan dari setiap kromosom dari setiap orang tua.
Setiap sel berisi 22 pasang kromosom (disebut autosom) yang sama pada laki-laki dan perempuan. Pasangan sisa kromosom, X-dan Y-kromosom, tidak berbentuk sama, dan dengan demikian tidak cocok dengan cara yang sama sebagai autosom. Seks kromosom X dan Y-kromosom ini disebut. Mereka bertanggung jawab atas perbedaan pembangunan antara laki-laki dan perempuan. A Y-kromosom mengandung gen yang bertanggung jawab untuk pengembangan testis, dan keberadaan sebuah kromosom-X dipasangkan dengan kromosom-Y akan menentukan pembangunan laki-laki. Di sisi lain, dua kromosom X-diperlukan untuk perkembangan ovarium normal pada wanita.

sumber: http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://down-syndrome.emedtv.com/down-syndrome/treatment-for-down-syndrome.html

Pengobatan untuk Down Syndrome

Karena tidak ada obat, tujuan pengobatan sindrom Down untuk mengontrol gejala dan mengelola kondisi medis yang dihasilkan. Ini mencakup pemeriksaan reguler dan pemutaran, obat-obatan, dan pembedahan. Konseling dan kelompok-kelompok pendukung juga aspek pengobatan bagi mereka yang membutuhkan bantuan dalam menghadapi aspek emosional dan praktis sindrom Down.
Karena masalah dengan kromosom, tidak adaobat untuk sindrom Down . Oleh karena itu, perawatan untuk kondisi tersebut berfokus pada pengendalian gejala dan kondisi medis lain yang hasil karena sindrom Down .
Pengobatan untuk sindrom Down dapat mencakup:
• Pemeriksaan reguler dan pemeriksaan
• Pengobatan
• Operasi
• Konseling dan dukungan.
Regular Pemeriksaan dan Penapisan sebagai Bagian dari Pengobatan Sindrom Down
Orang dengan sindrom Down akan meningkatkan risiko untuk masalah kesehatan tertentu, seperti:
• Bawaan penyakit jantung
• Leukemia dan kanker lainnya
• Masalah sistem kekebalan
• Amandel
• Tulang , otot, saraf, atau bersama masalah
• Mendengar masalah
• Masalah mata
• Gangguan kejang
• Pembangunan keterlambatan
• Mental retardasi
• Penuaan dini
• Alzheimer .
Karena kondisi-kondisi medis dan komplikasi yang terkait, orang dengan sindrom Down adalah pada peningkatan risiko kematian dini. pemeriksaan rutin penting. Kunjungan ini membantu memastikan bahwa setiap perubahan dalam kesehatan dicatat dan dirawat jika perlu.
Dokter juga dapat menjadwalkan tes skrining tertentu untuk mencari masalah sebelum gejala-gejala muncul. Hal ini penting, karena peningkatan risiko visi dan gangguan pendengaran, infeksi, dan kanker pada orang dengan sindrom Down.

Sumber:http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://down-syndrome.emedtv.com/down-syndrome/treatment-for-down-syndrome.html